Bacaan I: Maleakhi 4: 1-2
Bacaan II: Lukas 21: 5-19
Kedatangan
atasan bisa jadi merupakan saat yang menyenangkan bagi sebagain orang yang
bekerja, namun juga bisa dipandang sebagai saat yang tidak menyenangkan bagi yang
lain. Hal ini bergantung dari bagaimana para pekerja tersebut menjalankan
tugasnya sehari-hari. Jika seorang pekerja, melakukan pekerjaannya dengan baik
dan setiap tugasnya diselesaikan, maka kedatangan atasan merupakan saat yang
dinantikan, sebab jika atasannya datang, atasan tersebut akan melihat kinerja yang
telah dilakukan oleh sang pekerja. Hal itu berarti akan ada nilai tambah untuk
diri sang pekerja itu.
Namun
sebaliknya, jika pekerja itu adalah seorang yang senang menunda-nunda pekerjaan,
tidak pernah menjalankan tugas dengan baik dan lebih banyak menghabiskan waktu
kerjanya untuk ngobrol dengan teman kerja; maka saat kedatangan atasan seringkali
dipandang sebagai saat yang mencelakakan. Sebab saat itu bisa saja dia kena
marah, teguran, atau bahkan kena saksi atas tindakannya selama ini.
Demikian pula
dengan hari Tuhan. Bagi sebagian orang, kedatangan hari Tuhan dipandang sebagai
hal yang penuh berkah, namun bagi sebagian lagi dipandang sebagai hari yang
penuh celaka. Hal itu bergantung pada bagaimana cara orang itu hidup dalam
kesehariannya. Kitab Maleakhi 4: 1 mengatakan
"Bahwa sesungguhnya hari itu datang,
menyala seperti perapian, maka semua
orang gegabah dan setiap orang yang
berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang
datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan
cabang mereka." Bagi orang yang menjalani hidup dengan gegabah dan berbuat
fasik, maka kedatangan hari Tuhan digambarkan bagaikan perapian yang menyala
yang siap membakar apa pun yang ada di depannya.
ORANG YANG GEGABAH adalah orang yang dalam kehidupan
ini menjalani hidup dengan sembrono atau tidak berhati-hati. Dalam bahasa Rasul
Paulus kepada Jemaat di Tesalonika,
orang yang gegabah disebut dengan orang yang tidak tertib hidupnya. Orang yang menghabiskan
waktu hidupnya untuk hal-hal yang tidak berguna. Segala tindakan dan tingkah
lakunya tidak dipikir dan dipertimbangkan terlebih dahulu. Dia cenderung asal
bertindak dan asal berlaku menurut kehendak hatinya sendiri, tidak
memperhatikan dan mempertimbangkan keberadaan Tuhan dan orang lain yang ada di
sekitarnya. Kalau lagi marah, ya suka mengumbar kemarahan, bukan berusaha
menahan dan meredakannya. Kalau lagi benci ya mengobarkan kebencian dan
membiarkannya makin dalam, bukannya mencoba untuk mengatasi kebencian yang
tumbuh dalam hidupnya. Kalau lagi sakit hati ya membiarkan sakit hati itu
berlarut-larut, tanpa bersedia untuk mengatasi dengan mengampuni. Apa yang ada
dalam kehendak hatinya, itulah yang dilakukannya. Sehingga dampak tindakan dan
kelakuannya adalah cenderung melukai hati, merusak relasi, dan menghancurkan
kehidupan.
ORANG YANG BERBUAT FASIK adalah orang yang dalam
kehidupan ini mengetahui kebenaran, tetapi dia tidak mau melakukan kebenaran
itu dalam hidupnya. Dia tahu bahwa firman Tuhan itu baik dan benar, namun dia
tidak pernah mau melakukan firman itu dalam kehidupannya. Dia mengerti bahwa beribadah
kepada Tuhan itu adalah benar, namun dia lebih memilih mengikuti rasa malasnya
daripada datang beribadah kepada Tuhan. Dia tahu bahwa sesuatu itu adalah hal
yang berdosa, namun dia memilih untuk tetap melakukannya karena memberi
keuntungan dan kenikmatan diri. Orang fasik adalah orang yang secara
pengetahuan menguasai dan mengerti tentang berbagai macam kebenaran, namun dalam
dirinya tidak ada kesediaan untuk melakukan kebenaran itu dalam hidup.
Bagi orang
yang gegabah dan berbuat fasik seperti ini, hari kedatangan Tuhan adalah hari
yang celaka. Sebab, ibarat seorang pekerja, mereka tergolong sebagai para
pekerja yang tidak mau bekerja dengan baik dan bertanggung jawab. Sehingga
ketika atasan datang, maka saat itu akan menjadi saat yang menakutkan bagi
mereka. Namun tidak demikian, bagi orang yang takut akan Tuhan. Hari Tuhan di
mata orang yang takut akan Tuhan bukanlah hari yang menakutkan. Melainkan merupakan
hari yang sungguh dinantikan kedatangannya. Sebab pada hari kedatangan itu, berkah
Tuhan yang berupa kebenaran dan kesembuhan akan diwujudkan secara sempurna. Kebahagiaan
dan sukacita akan dirasakan. Sebagaimana yang tertuang dalam Kitab Malekahi 4: 2 yang mengatakan: "Tetapi
kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan
kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti
anak lembu lepas kandang."
Nah persoalannya,
orang yang takut akan nama Tuhan itu yang seperti apa? Menurut Tuhan Yesus, ORANG YANG TAKUT AKAN NAMA TUHAN adalah:
- Orang yang senantiasa menjadikan hidupnya sebagai kesempatan untuk bersaksi tentang nama Tuhan. Bahkan di kala hidupnya penuh dengan penderitaan dan kesukaran (Luk 21: 13).
- Orang yang takut akan nama Tuhan adalah orang yang tetap tabah dan bertahan dalam imannya ketika menghadapi berbagai macam bentuk kesukaran yang menjadi tanda-tanda akhir zaman (Luk 21: 19). Ia tidak akan patah semangat dan meninggalkan imannya sekalipun mengalami berbagai bentuk tekanan dan himpitan kehidupan.
Orang-orang
yang seperti inilah yang pada hari kedatangan Tuhan akan merasakan kebahagiaan,
sebab mereka akan memperoleh hidup dan merasakan keselamatan secara sempurna.
Jadi,
saudara-saudara, bagi kita, hari Tuhan itu berkah atau celaka? Hal itu
bergantung dari bagaimana kita mengisi kehidupan kita. Jika kita hidup sebagai
orang yang gegabah dan berbuat fasik, maka hari Tuhan adalah hari penuh
kecelakaan bagi kita. Sedangkan jikalau kita hidup sebagai orang yang takut
akan nama Tuhan, maka hari Tuhan merupakan hari yang penuh berkah dan
kebahagiaan. Oleh karena itu, untuk menutup kotbah ini, saya mengutip sebuah
firman Tuhan yang terdapat dalam Efesus
5:15-16 yang mengatakan "Karena itu suadara-suadara,
perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang
bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena
hari-hari ini adalah jahat." Selamat
menantikan kedatangan Tuhan kita dengan hidup sebagai orang yang takut akan
nama Tuhan. Amin.
Wisma Soekowati Asri,
14 Nov 2013, Pkl. 22.00 WIB
Pdt. Yonatan Wijayanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar