Bacaan : Matius 25 : 31 – 40
”... Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku.”
(Mat 25: 40)
Sejak masuk ke pertokoan di Jl. Bhayangkara, Amir (nama samaran) – menurut pengakuan sejumlah pramuniaga – sepintas memang terlihat gugup. Beberapa saat dia hanya mengamat-amati barang-barang yang dipajang di toko swalayan tersebut, termasuk ketika dia sampai di rak yang berisi berbagai macam susu kaleng.
Karena banyaknya pembeli,
para pramuniaga pun tidak begitu memperhatikan dia. Hingga pada suatu
kesempatan, lelaki tersebut menyelinapkan sekaleng susu import ke balik bajunya
yang longgar. Tubuhnya terlihat berkeringat, wajahnya sedikit memucat. Agaknya,
terjadi pertarungan yang hebat di benak lelaki tersebut atas perbuatan beresiko
yang dilakukannya. Tapi, Amir cukup lega setelah berhasil melewati kasir. Hanya,
mungkin karena tak terbiasa melakukan kejahatan, Amir tidak bisa melepaskan
diri dari rasa gugupnya. Cara berjalannya aneh dan tampak hati-hati mirip
robot, akhirnya menimbulkan kecurigaan. Amir pun digeledah satpam. Saat itu,
terbukti di balik bajunya ada sekaleng susu curian.
”Saat memutuskan mencuri,
saya menangis. Tapi, anak saya benar-benar butuh susu itu,” katanya saat
diinterogasi satpam pertokoan. Amir mengatakan bahwa sudah satu minggu anaknya
sakit panas. ”kata Pak Mantri, anak saya radang tenggorokan dan sudah diberi
obat,” jelas Amir. Tetapi, lanjutnya, ”panas badan anak saya belum turun.
Bahkan nafsu makannya kian menurun karena tenggorokannya sakit kalau dibuat
menelan makanan.” Amir mengaku membawa lagi anaknya ke pak mantri tersebut,
”Pak Mantri menyarankan saya untuk beli susu merek ini,” ujarnya. Tapi dia
mengaku bingung karena tak punya uang sebanyak harga susu import tersebut.
Tentu saja, pengakuan itu
tidak begitu saja dipercaya pihak satpam. Tapi, Amir berusaha meyakinkan
satpam. ”Kalau bapak tidak percaya, bisa dicek ke rumah saya,” ujarnya seraya
memberikan alamt rumahnya, untung, satpam yang menginterogasi itu cukup bijak.
Setelah melepaskan seragam satpam, dia mendatangi alamat yang diberikan Amir.
Setelah dicek langsung, yang dikatakan Amir ternyata benar.
Satpam itu mendapati istri
Amir yang tampak kuyu sibuk menenangkan anaknya yang menangis dalam kondisi
lemah dan pucat karena sakit yang dideritanya. Para tetangga juga memberikan
masukan pada satpam, bahwa selama ini Amir kehidupannya lurus-lurus saja. Atas
dasar itu, pihak pertokoan – untuk sementara – membiarkan Amir pergi sambil
menunggu hasil konsultasi dengan polisi.
Kisah Amir tersebut, mewakili kisah hidup sedemikian banyak orang yang
kurang mampu di negeri ini. Mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
hidup yang mendasar bagi keluarga mereka. Kemampuan mereka terbatas, tidak ada
pekerjaan tetap yang dapat dijadikan tumpuan harapan memperoleh penghasilan
rutin, sementara mereka berhadapan dengan kehidupan yang semakin berorientasi
pada materi. Lahan pekerjaan
semakin sempit, tetapi di sisi lain, biaya kebutuhan hidup pokok semakin
membumbung tinggi.
Sebagai pribadi-pribadi yang sudah mendapatkan kasih karunia dan berkat
Tuhan, kita diperhadapkan pada situasi hidup manusia yang seperti ini. Pertanyaannya,
peran apakah yang telah kita lakukan untuk orang-orang seperti Amir ini? Sabda Tuhan pagi ini dengan jelas
mengingatkan kepada kita bahwa, kita harus mengambil peran yang nyata bagi
orang-orang yang seperti Amir ini. Perhatian dan pelayanan kita kepada mereka
yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir, akan dipandang dan dihargai Tuhan
Yesus sebagai suatu bentuk pelayanan kita kepada Dia. Mungkin apa yang kita
lakukan itu kelihatannya kecil dan tidak berarti. Tetapi, oleh Tuhan, itu semua
akan tetap dipandang sebagai suatu perbuatan mulia yang telah kita lakukan
untuk-Nya.
Selamat melayani ”orang-orang kecil”
dalam kehidupan ini. Kiranya, melalui pelayanan kita, kemuliaan Tuhan boleh
disaksikan dan banyak orang menjadi berdaya dalam menghadapi kerasnya tantangan
kehidupan. Tuhan memberkati. Amin.
”Ukuran keberhasilan
pelayanan bukan terletak pada seberapa banyak orang yang telah kita layani;
melainkan seberapa banyak orang yang menjadi berdaya karena pelayanan kita.”
1xbet korean: best and trustworthy online casino sites in
BalasHapus1xbet korean: best and trustworthy online ラッキーニッキー casino sites in South Africa. 1xbet korean: best 1xbet korean and trustworthy online casino sites in South Africa. 1xbet korean: best and trustworthy online betway casino