SUDAHKAH ANDA BERDOA DAN MENYAPA TUHAN HARI INI?

Senin, 29 Juli 2013

TUJUH LANGKAH MENUMBUHKAN KEPEKAAN SOSIAL

Kepekaan sosial merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun nonverbal. Seseorang yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut positif ataupun negatif. Adanya kepekaan sosial akan membuat seseorang dapat bersikap dan bertindak yang tepat terhadap orang lain yang ada di sekitarnya. Jadi, orang yang memiliki kepekaan sosial pastinya akan menjadi pribadi yang asyik untuk diajak bergaul. Banyak teman yang akan suka kepadanya dan merasa nyaman bersamanya.

Kali ini saya akan berbagi tentang tujuh langkah yang sebaiknya Anda lakukan agar Anda mampu menumbuhkan kepekaan sosial dalam diri sehingga Anda menjadi pribadi yang asyik untuk diajak bergaul oleh siapapun.

1. MENYADARI BAHWA KITA TIDAK BISA HIDUP SENDIRI
Mengapa orang tidak mampu memiliki kepekaan sosial yang baik? Salah satu penyebabnya adalah karena orang itu sering menyendiri dan tidak mau berbaur dengan yang lain. Ia ada dalam sebuah lingkungan, tetapi ia tidak pernah mau untuk berkumpul bersama dengan orang-orang yang ada dalam lingkungannya. Tiap ada kegiatan bersama, orang yang semacam ini akan cenderung tidak mau hadir.

Sejak mulanya, manusia diciptakan bukan dalam kesendirian. Pada awal penciptaan, Allah berfirman, "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia" (Kej. 2:18). Di mata Allah, kesendirian adalah hal yang tidak baik. Kesendirian akan menjadikan manusia tidak memiliki penolong yang sepadan. Sebab itu, Allah menciptakan manusia dalam sebuah kebersamaan dengan manusia yang lain.

Karena itu, dalam rangka membangun kepekaan sosial, keluarlah dari kesendirian dan masukilah kehidupan bersama dengan orang lain yang ada di sekitar kita.

2. BERGAUL DENGAN SEBANYAK-BANYAKNYA ORANG
Perjumpaan dengan banyak orang akan membuat kita makin mudah mengetahui perbedaan karakter dari tiap-tiap pribadi. Ketika Tuhan menciptakan manusia, Tuhan menciptakannya dengan keunikan dan kekhususan masing-masing. Di dunia ini, tidak ada manusia yang sama persis. Orang yang kembar identik pun tetap memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Karena itu, ketika kita membiasakan diri kita untuk bergaul dengan banyak orang, hal itu akan mengasah kemampuan kita untuk melihat masing-masing orang dengan keunikannya.

3. MEMPERHATIKAN DAN MEMPERBAIKI CARA BERBICARA
Cara berbicara adalah hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam hidup bersama orang lain. Banyak orang yang dalam kehidupan sehari-hari berselisih dan bertengkar karena cara bicaranya yang tidak menunjukkan kepekaan terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya. Keterlibatan kita dalam organisasi akan mengasah kita untuk memiliki kepekaan dalam mengutarakan ide dan pendapat sehingga tidak melukai orang lain. Keterlibatan ini juga akan membuat kita mampu mengenali cara berpikir dan cara bicara orang lain sehingga sedikit banyak kemampuan kita untuk mengenal orang lain akan terasah.

4. TERLIBAT DALAM KEGIATAN SOSIAL
Kegiatan sosial merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh banyak orang pada masa sekarang. Kegiatan ini biasanya dilakukan dalam berbagai macam bentuk, misalnya: kunjungan ke panti asuhan, pengumpulan dana untuk korban bencana, pengobatan gratis, dsb. Jika Anda mendengar di sekolah Anda atau di lingkungan Anda melakukan kegiatan-kegiatan semacam itu, sedapat mungkin terlibatlah dalam kegiatan itu. Ambillah peran sesuai dengan talenta dan kemampuan Anda. Kegiatan ini merupakan kegiatan positif yang akan mengasah kepekaan terhadap orang-orang yang sedang membutuhkan pertolongan. Melalui kegiatan itu, Anda akan dibentuk menjadi pribadi yang memiliki kepedulian terhadap orang-orang yang perlu diperhatikan dan dipedulikan dalam hidup ini.

5. MENGEMBANGKAN EMPATI
Empati merupakan kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan nonverbal, seperti nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah, dan sebagainya. Seseorang yang memiliki kemampuan ini akan lebih pandai menyesuaikan diri, lebih mudah bergaul, dan lebih peka. Empati dapat kita kembangkan apabila kita membiasakan diri untuk bergaul dengan orang lain dan mengamati orang-orang yang ada di sekitar kita.

6. BERPERILAKU PROSOSIAL
Perilaku prososial adalah istilah yang digunakan oleh para ahli psikologi untuk menjelaskan perilaku sukarela yang ditujukan untuk kepentingan atau keuntungan orang lain, seperti: berbagi, membantu seseorang yang membutuhkan, bekerja sama dengan orang lain, dan mengungkapkan simpati. Perilaku ini menuntut adanya kesediaan untuk berkorban bagi orang lain, menghargai keberadaan orang lain, dan tidak menempatkan diri sendiri lebih tinggi dari orang lain.

7. MELIHAT DAN BERTINDAK
Di sekitar kita, banyak orang yang memiliki keterbatasan sehingga tidak dapat menjalankan aktivitas sosialnya dengan normal. Misalnya, orang-orang miskin, anak-anak jalanan, dan orang-orang yang sudah lanjut usianya. Mereka membutuhkan perhatian lebih, bahkan pertolongan yang nyata dalam kesusahan mereka.

Orang yang memiliki kepekaan sosial adalah orang yang pada saat melihat orang lain yang ada dalam kondisi yang susah tidak akan hanya berhenti pada memandang orang itu, melainkan melakukan sesuatu untuk orang yang dilihatnya itu. "Sesuatu" di sini tidak harus dengan memberi uang atau barang, melainkan juga bisa dalam bentuk perbuatan lain, misalnya berdoa untuk orang itu.

Demikianlah tujuh langkah yang bisa Anda lakukan untuk dapat menumbuhkan kepekaan sosial dalam diri Anda. Lakukanlah mulai dari sekarang dan rasakanlah perubahan yang akan terjadi dalam hidup Anda. Semoga Tuhan memberkati usaha Anda!

Pdt. Yonatan Wijayanto

Catatan: tulisan ini pernah dimuat dan dipublikasikan dalam renungan "Youth for Christ" terbitan Yayasan Komunikasi Bersama (YKB) dan dimuat dalam http://www.icc-ykb.org/yfc/sevensteps/

HATI YANG PEDULI


“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22: 39)
  
Seorang lelaki muda sedang berjalan menyusuri pantai yang sunyi sebelum fajar menyingsing. Dari kejauhan ia melihat seorang pria tua yang lemah. Ketika ia mendekati orang tua tersebut, dilihatnya ia sedang memunguti bintang laut yang terdampar di pantai dan melemparkannya kembali ke laut. Anak muda itu memandang dengan penuh keheranan, melihat bapak tua itu berulang kali melempar bintang laut yang dipungutinya di pesisir pantai ke dalam laut.

Bertanyalah ia kepada Bapak tua itu, “Pak, mengapa Anda menghabiskan begitu banyak energi hanya untuk sesuatu yang nampaknya membuang-buang waktu?” Pak Tua itu menjawab, “Nak, bintang laut itu akan segera mati jika terkena sinar matahari pagi.” “Tetapi ada jutaan bintang laut di pantai ini, Pak!” kata anak muda itu. “Apa gunanya Bapak berlelah-lelah memunguti dan melempar mereka ke laut?” imbuh pemuda tadi. Kemudian dengan mata yang tertuju pada seekor bintang laut yang ada di tangannya, ia berkata, “Paling tidak hal itu berguna bagi bintang laut yang satu ini.”

Rekan-rekan yang terkasih di dalam Tuhan,
Cerita di atas sebenarnya hendak mengajarkan kepada kita tentang wajah-wajah manusia yang hidup pada jaman sekarang ini. Benarlah kata Firman Tuhan bahwa di akhir jaman ini manusia akan mencintai dirnya sendiri, kasih menjadi beku, kepedulian terhadap sesama semakin luntur. Anak muda dalam cerita di atas sesungguhnya hendak memberikan pengertian kepada kita bahwa seringkali kita memiliki cara pandang yang sama. “Apa gunanya kita melakukan hal itu?” atau “Kan masih ada orang lain yang bisa melakukannya!” atau “Sudahlah percuma saja menolong orang itu, tidak ada manfaatnya…” Berapa kali kita memiliki pikiran-pikiran semacam itu, sehingga kita tidak pernah belajar untuk mengasihi sesama kita?

Tuhan mencari orang yang memiliki belas kasihan dan kepedulian bagi sesamanya. Tuhan tidak meminta kita untuk melakukan hal-hal besar di luar kemampuan kita. Tetapi setetes hati yang penuh belas kasihan untuk meringankan beban orang lain. Hari ini Firman Tuhan mengingatkan kepada kita untuk mengasihi sesama kita. Banyak hal-hal kecil dan sederhana yang mampu kita lakukan sehingga orang lain dapat merasakan berkat melalui hidup kita. Sekecil apapun yang kita perbuat, tak satupun yang tidak berguna bagi orang lain. Karena itu, marilah kita senantiasa setia untuk melakukan hal-hal sederhana bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Tuhan memberkati.